Atas Singgasana
Masalahnya pembaca, aku lahir oleh udara dengan jutaan kekuatan yang mengejekku selalu untuk meruntuhkan langit. Di manakah bumi tak berdebu. Adakah langit biru selalu? Kuhitung siang dan malam dengan irama jantungku. Aku maju menatap langkahmu. Darahku bergolak. Ingin kuraup seluruh kerak bumi dan menimpukkannya di kuasa langitmu.
Semua. Seluruhnya!
Sampai hitam cakrawalamu! Hingga pekat jagatmu!
Barangkali di sana tak akan lagi kudengar gonggongan para algojo mengajari perempuan arti kehidupan. Tak ada auman harimau yang menunjuk-nunjuk muka ibuku sambil berteriak memaki : “Dasar otak kerbau!” Tak ada seorang kekasih yang mengganti wajahnya, bagai dokter ahli bedah yang hendak mengoperasi pasien-sekaratnya, membidikkan kata maut dengan tekanan suara sedalam gua minotaur : “Sekarang, apa maumu?!”
Ulasan
Belum ada ulasan.